Bab II Manusia dan Kebudayaan

Indonesia terkenal akan keragaman budayanya. Manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak bisa dipisahkan karena manusia itu hidup dan menetap sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah tempat tinggalnya. Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Itu dikarenakan mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya masing-masing. Perbedaan kebudayaan disebabkan karena perbedaan yang dimilki, seperti faktor lingkungan, faktor alam, manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya. Secara sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia. 

Manusia

Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia:

1.   Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
  • Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu. 
  • Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
  • Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
  • Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).

2.  Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:

  • Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
  • Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
  • Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).

Hakekat Manusia

Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.

Kepribadian Bangsa Timur

Manusia mendiami wilayah yang berbeda dan berada di lingkungan yang berbeda pula. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur.

Kita di Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang–orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain. Meskipun begitu, kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur Tengah.

Berikut ini dipaparkan bagan mengenai psiko-sosiagram manusia sebagaimana diuraikan menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul kebudayaan, mentalitas dan pembangunan, halaman 128.


Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan. 

Berikut ini beberapa tokoh kebudayaan yang berpengaruh:
  1. Ki Nartosabdo
  2. Ruth Benedict
  3. Basuki Abdullah
  4. Ismail Marzuki
  5.  Ralph Linton
  6. Claude levi strauss
  7. Affandi

Unsur-unsur Kebudayaan

Menurut C. Kluckhohn di dalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
  1. Sistem Religi, kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
  2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan, sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
  3. Sistem Pengetahuan, sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
  4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi. Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.
  5. Sistem Teknologi dan Peralatan. Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
  6. Bahasa. Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia.
  7. Kesenian. Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.

Masalah lain yang juga penting tentang kebudayaan adalah wujudnya. Pendapat umum mengatakan, bahawa kebudayaan dapat dibedakan dalam dua bentuk wujudnya. Pertama, kebudayaan bendaniyah (material) dengan ciri dapat dirasa saja. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual) dengan ciri dapat dirasa saja. 


Wujud Kebudayaan

Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
  1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia. Kebudayaan yang muncul dan hidup karena adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang serta buah dari pikiran yang kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah buku – buku, arsip dan sebagainya.
  2.       Kompleks aktivitas. Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. 
  3.    Wujud sebagai benda. Aktivitas manusia sehari – hari umumnya dilakukan dengan menggunakan benda sebagai sarana dan prasarana. Dari situ lahir kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa bergerak maupun tidak.
      Orientasi Nilai Budaya

Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variation in Value Orientation (1961) system nilai budaya dalam semua kebudayaan didunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
  1.  Hakekat hidup manusia (MH)
  2. Hakekat karya manusia (MK)
  3. Hakekat waktu manusia (WM)
  4. Hakekat alam Manusia (MA)
  5. Hakekat hubungan manusia (MN)
    Perubahan Kebudayaan
     Faktor-faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru:
  • Adanya sikap terbuka dari masyarakat yang maju akibat dari arus globalisasi membuat masyarakat menjadi terbuka dengan adanya kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk. Tentunya kebudayaan baru itu tidak hanya memiliki unsur negatif saja melainkan juga dampak positif, dengan adanya percampuran kebudayaan sendiri dengan kebudayaan baru maka kebudayaan itu akan semakin berkembang. Kebudayaan yang dapat diterima oleh masyarakat tentu saja kebudayaan yang memberikan suatu manfaat dan sesuai dengan kepribadian masyarakat itu sendiri.
  • Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
  • Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama. Ajaran tersebut terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada. Maka, penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor oleh berbagai ukuran yang berlandaskan agama yang berlaku.
  • Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.

     Penyebab terjadinya gerak/perubahan kebudayaan disebabkan oleh:
      A. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri (intern).
  • Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi.
  • Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan Proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).
  • Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih baik.
  • Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur pemerintahan pada suatu negara.
      B. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat. Faktor ini disebabkan oleh pengaruh dari luar (ekstern)
  • Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu negara baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini lebih berpengaruh kepada negara yang kalah.
  • Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya.
  • Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan Pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat budaya yang lama sama sekali (Asimilasi).

      Kaitan Manusia dengan Kebudayaan

    Hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat yang dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya antara hakikat yang terdapat pada manusia itu berpengaruh dan mempengaruhi hakikat yang ada pada kebudayaan. Tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan begitu pun sebalik nya. Contohnya  seperti masyarakat dari desa biasanya hanya meniru atau mengikuti budaya yang di lakukan masyarakat dari kota tanpa memikirkan sisi positif dan negatifnya, mereka hanya berfikir bahwa budaya kota itu lebih maju dan harus mereka jadikan contoh. Akibatnya tidak sedikit dari masyarakat desa justru menirukan hal-hal buruk saja, hal ini selalu terjadi karna faktor cara berfikir masyarakat cendrung menirukan, hal ini lah yang terkadang dapat menimbulkan konflik pada masyarakat luas karena adanya perbedaan pandangan kebudayaan. 

      Hubungan masyarakat dan kebudayaan yang bersifat dialektis ini sering disebut dengan Dialektika Budaya. Proses dialektis ini tercipta melalui 3 tahap yaitu :

  1. Eksternalisasi. Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
  2. Obyektifitas. Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif yaitu suatu kenyataan yang terpisah dalam manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian, masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
  3. Internalisasi.  Proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya, manusia mempelajari kembali masyarakat sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehinga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan, Kekurangan dan Kelebihan dari Metode-Metode Perancangan Sistem Informasi

ITSM (Information Technology Service Management)

Membuat Diagram Sederhana Menggunakan D3.JS